Mozart VS Al- Qur'an
Dan ternyata itu benar.
Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini.
Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan! Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.
Senada dengan Jacob Pietschnig dan kawan-kawannya, sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Mereka mengemukakan bahwa sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.
Penelitian terbaru ini membantah habis-habisan hasil riset psikolog Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal mengenai spasial.
Wow…padahal, selama ini kita sudah terlanjur percaya pada legenda musik klasik ini, ya?
*** Back to Al-Qur’an ***
Berbeda dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah
jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan
kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Qur’an dapat
merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya.
Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang
tertentu. Nah, ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil
yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang
gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan
keseimbangan dalam tubuh.
Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang
sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan,
meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan
kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan
suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan
kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan
kemampuan berbahasa, dsb.
Pada asalnya, milyaran sel saraf
dalam otak manusia bergetar secara konstan. Sel ini berisi program yang
rumit dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah
koordinasi yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah.
Sebelum bayi lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara
seimbang. Tapi setelah kelahirannya, tindakan masing-masing akan
mempengaruhi sel-sel otak dan cara mereka bergetar. Jadi jika beberapa
sel otak tidak siap untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat
menyebabkan gangguan dalam sistem getar otak yang pada gilirannya
menyebabkan banyak penyakit fisik dan psikologis.
Seorang
peneliti bernama Enrick William Duve menemukan bahwa otak bereaksi
terhadap gelombang suara tertentu. Dan gelombang tersebut dapat
berpengaruh secara positif dan negatif. Ketika beredar informasi bahwa
musik klasik berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia, banyak
kalangan menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.
Tapi,
Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti
mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak, menyembuhkan berbagai
penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi gelombang bacaan Al-Qur’an
memiliki kemampuan untuk memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan
kemampuan, serta menyeimbangkannya.
Satu lagi, Al-Qur’an
diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang memiliki nilai sastra
yang tinggi, dan bahasa nomor satu yang paling sulit untuk dipelajari.
Kita tahu, bahwa tidak ada satupun dari kita yang mampu menandingi
keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda, bahwa ternyata jika
kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita untuk menguasai bahasa
asing lainnya?
Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an
disertai dengan memahami maknanya, ternyata memiliki kemampuan berbahasa
yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan meski bahasa tersebut
masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kemudian
menguasainya, insya Allah.
Janin usia 7 bulan sudah dapat
merespon suara-suara di sekitar ibunya. Nah, untuk itulah, penting bagi
ibu hamil untuk banyak-banyak memperdengarkan Al-Qur’an kepada janinnya.
Kita tidak mengharapkan mereka mengerti dan memahami apa yang kita
baca. Namun, membiasakannya mendengarkan Al-Qur’an sejak dalam
kandungan, membantunya untuk tumbuh dengan intelegensi tinggi, kemampuan
berbahasa yang baik, dan kepribadian yang baik pula.
Dari berbagai Sumber
loading...
Tidak ada komentar