Klub Israel Tolak Kedatangan Pemain Muslim
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pendukung klub sepakbola Israel, Beitar Jerusalem menggelar aksi protes yang menolak kedatangan pemain muslim di klub tersebut.
Dalam aksi protes tersebut, mereka membawa spanduk bertuliskan, 'Beitar Tetap Murni'.
Beitar secara tradisi merupakan tim sepakbola yang mendapat dukungan sayap kanan. Mereka adalah satu-satunya tim sepakbola terkemuka di dunia yang tidak pernah menandatangi pemain Arab karena tekanan fans.
Anggota Knesset dari partai Likud, Reuven Rivlin mengatakan situasi itu tidak dibenarkan.
"Saya membayangkan apabila klub Jerman dan Inggris menolak pemain Yahudi bergabung dengan tim mereka. Kami, orang-orang Yahudi, seharusnya menjadi yang terdepan melawan rasisme dan fasisme. Ini merupakan konsekuensi dari apa yang kita alami di masa lalu. Sehingga generasi mendatang tidak mengalaminya," kata dia seperti dikutip alarabiya.net, Senin (28/1).
Aparat kepolisian Israel telah menangkap tiga pendukung atas tuduhan penghasutan. "Satu dari tiga orang yang ditangkap akan diadili Ahad pekan depan," kata juru bicara polisi, Micky Rosenfeld.
Asosiasi Sepakbola Israel (IFA) sempat menghukum Beitar Jerusalem karena nyanyian rasis fans klub tersebut. Namun, IFA belum bersikap soal penolakan fans terkait pemain muslim.
Sebelumnya, pemilik Beitar Jerussalem berencana mendatangkan dua pemain beragama Islam berasal dari Cechnya, yakni Zaur Sadayev dan Dzhabrail Kadiyev.
Pada 2005 lalu, sempat masuk pemain muslim asal Nigeria, Ibrahim Nadalla. Namun, pemain yang berposisi bek ini tidak tahan dengan tekanan penggemar dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan klub.
Dalam aksi protes tersebut, mereka membawa spanduk bertuliskan, 'Beitar Tetap Murni'.
Beitar secara tradisi merupakan tim sepakbola yang mendapat dukungan sayap kanan. Mereka adalah satu-satunya tim sepakbola terkemuka di dunia yang tidak pernah menandatangi pemain Arab karena tekanan fans.
Anggota Knesset dari partai Likud, Reuven Rivlin mengatakan situasi itu tidak dibenarkan.
"Saya membayangkan apabila klub Jerman dan Inggris menolak pemain Yahudi bergabung dengan tim mereka. Kami, orang-orang Yahudi, seharusnya menjadi yang terdepan melawan rasisme dan fasisme. Ini merupakan konsekuensi dari apa yang kita alami di masa lalu. Sehingga generasi mendatang tidak mengalaminya," kata dia seperti dikutip alarabiya.net, Senin (28/1).
Aparat kepolisian Israel telah menangkap tiga pendukung atas tuduhan penghasutan. "Satu dari tiga orang yang ditangkap akan diadili Ahad pekan depan," kata juru bicara polisi, Micky Rosenfeld.
Asosiasi Sepakbola Israel (IFA) sempat menghukum Beitar Jerusalem karena nyanyian rasis fans klub tersebut. Namun, IFA belum bersikap soal penolakan fans terkait pemain muslim.
Sebelumnya, pemilik Beitar Jerussalem berencana mendatangkan dua pemain beragama Islam berasal dari Cechnya, yakni Zaur Sadayev dan Dzhabrail Kadiyev.
Pada 2005 lalu, sempat masuk pemain muslim asal Nigeria, Ibrahim Nadalla. Namun, pemain yang berposisi bek ini tidak tahan dengan tekanan penggemar dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan klub.
loading...
Tidak ada komentar